Rabu, 13 Juli 2016

Matematika & IAD BAB 13




                                                  BAB 13

             FUNGSi


8.1. Definisi Fungsi
Apa sebenarnya yang dimakasud dengan fungsi atau pemetaan?
Fungsi adalah suatu relasi dari A ke B yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B disebut dengan fungsi atau pemetaan.
    
8.2. Domain, Kodomain dan Range

f : A → B
A disebut dengan daerah asal [domain]
B disebut dengan daerah kawan [codomain]
 Jikaf memetakan x A ke y B maka dapat sobat hitung katakan bahwa y adalah peta dari x dan dapat ditulis f : x → y (f memetakan x ke y) atau y adalah fungsi dari x, y = f(x).
Contoh
Diagram diatas adalah pemetaan f: A → B dengan
daerah asal A = {a,b,c,d,e}
daerah kawan B = {1,2,3,4,5,6}
f(a) = 1; f(b) = 2; f(c) = 3; f(d) = 4; f(e) = 5, sehingga didapat range(daerah hasil) H = {1,2,3,4,5}
fungsi yang memetakan daerah asal ke daerah kawan bermacam-macam bisa fungsi sederhana, linier, kuadrat, dan sebagainya.

Contoh
Misal f: R  R dengan f(x+2) = x2-x, tentukan berapa nilai f(x) dan f(1)
Kita misalkan y
= x + 2, sehingga x = y-2
f(y) = (y-2)2 – (y-2)           = y2 – 4y + 4 – y +2 = y2 -5y + 6
sehingga bisa didapat f(x) = x2 -5x + 6
f(1) = 12 -5(1) + 6              = 2

Komposisi Fungsi
Jika  menggabungkan dua fungsi secara berurutan akan menghasilkan sebuah fungsi baru. Apa yang sobat lakukan tersebut disebut dengan mengkomposisikan fungsi dan hasilnya disebutkomposisi fungsi. Coba sobat hitung simak ilustrasi berikut


Pada diagram di atas fungsi f dikomposisikan dengan fungsi g menghasilkan fungsi h. h dinamakan fungsi komposisi dari fungsi f dan g dinotasikan h = f o g (sobat mungkin sering sebut fog atau f bundaran g). Jadi jika kira rinci
·         g(y) = g(f(x))
·         h(x) =  g(f(x)) atau h (x) = (g o f) (x) = g(f(x))
Buat lebih jelas kita latihan dengan contoh soal berikut
Jika f(x) = 2x2 + 1 dan g(x) = x+2 tentukan
a. (g o f ) (x)
b. (g o f ) (5)
c. (f o g) (x)
d. (f o g) (3)

jawab:
mengkomposisikan fungsi sebenarnya sangat sederhana,  hanya perlu mentaati asas ketika memasukkan nilai x.
a. (g o f ) (x) —> kita masukkan fungsi f sebagai x dalam fungsi g (g o f ) (x) = g(f(x)) = g (2x2+1) = 2x2+1 + 2 = 2x2+3

b. (g o f ) (5) = 2(5)2 + 3 = 53

c. (f o g) (x) –> kita masukkan fungsi g sebagai x dalam fungsi f (f o g) (x) = f(g(x)) = f (x+2) = 2(x+2)2 +1 = 2 (x2+4x+4) +1 = 2x2 + 8x +8 + 1 = 2x2 + 8x + 9

d. (f o g) (3) = 2(3)2 + 8(3) + 9 = 51

Invers Fungsi
Apa itu invers fungsi?  fungsi f: A → B maka invers fungsi dari f dinyatakan dengan f-1: B → A
jika y = f(x) maka x = f-1(y). Hasil invers dari suatu fungsi dapat merupakan fungsi atau bukan fungsi. Kapan invers suatu fungsi merupakan fungsi juga? Jawabannya ketik fungsi tersebeut berkorespondensi satu-satu. Ketika suatu fungsi bukan merupkan korespondensi satu-satu maka inversnya bukan merupakan sebuah fungsi melainkan suatu relasi.
Bagaimana Menentukan Invers Suatu Fungsi?
·         Invers suatu fungsi dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memisalkan         fungsinya dengan  y
·         Kemudian menyatakan variabel x sebagai fungsi dari y
·         Mengganti y dalam fungsi menjadi x

Contoh
Tentukan ivers dari fungsi   f(x) = 2x + 6
Pembahasan
f(x) = 2x + 6
misal y = 2x + 6
2x        = y – 6
x          = ½ y – 3
dengan demikian f-1(y) = ½ y – 3 atau f-1(x) = ½ x – 3

Contoh
Tentukan Invers dari fungsi y = 2x + 3/ 4x + 5
jawab :
y = 2x + 3/ 4x + 5
y (4x + 5) = 2x + 3
4yx + 5y = 2x + 3
4yx – 2x = 3 – 5y
x (4y-2)  = 3 – 5y
x             = 3 – 5y / 4y-2
atau
x             = -5y +3 / 4y – 2
jadi dengan dimikian f-1 (y) = 2x + 3/ 4x + 5 = -5y +3 / 4y – 2
atau                            f-1(x)  = -5x +3 / 4x – 2


Daftar Pustaka:
Anonim, 2 November 2013 Fungsi komposisi fungdi dan invers fungsi matematika http://arthsciencegemi.blogspot.co.id/

Matematika & IAD BAB 12



BAB 12
Relasi

7.1. Pengantar Mengenai Relasi
Anggota sebuah himpunan dapat dihubungkan dengan anggota himpunan lain atau dengan anggota himpunan yang sama. Hubungan tersebut dinamakan dengan Relasi.
Misalkan M = { Ami, Budi, Candra, Dita} dan N = { 1,2,3}. Misalkan Ami berusia 1 tahun, Budi berusia 3 tahun , Candra berusia 2 tahun dan Dita berusia 1 tahun, maka kita dapat menuliskan sebuah himpunan P = { (Ami,1), (Budi,3), (Candra,2), (Dita,1)} dimana P merupakan himpunan pasangan terurut yang menggambarkan hubungan antara himpunan M dan himounan N. 
Himpunan P merupakan relasi antara himpunan M dan himpunan N dan dapat ditulis sebagai:
P = { (x,y)  I x berusia y, dimana , dimana X  M dan Y  N }

7.2. Produk Cartesius dan Relasi
Misalkan A dan B adalah sembarang himpunan yang tidak kosong. Perkalian Cartesian A × B adalah himpunan semua pasangan terurut (x,y) dimana x  A dan y   B.
A × B = { (x,y) | untuk setiap x  A dan y  B } 

Contoh 
Misalkan C = { 2, 3, 4 } dan D = { x, y }.
C × D = { (2,x) , (2,y) , (3,x) , (3,y) , (4,x) , (4,y) }
D × C = { (x,2) , (y,2) , (x,3) , (y,3) , (x,4) , (y,4) }

Banyaknya anggota himpunan hasil perkalian cartesian A×B sama dengan hasil kali antara banyaknya anggota A dengan banyaknya anggota B .
n(A × B ) = n (A ) × n(B ) .
Pada umumnya, A × B  ≠ B × A . Akan tetapi n(A × B ) = n (B × A ).

Contoh 3
1. Dari contoh 2 diketahui n(C ) = 3 dan n(D) = 2.
Dengan demikian n(C × D )         = 3 × 2 = 6.
2. Dari contoh 1 n(M × N )         = n(N × M ) = 12.
Sebuah relasi R yang memasangkan anggota himpunan A kepada anggota himpunan B, ditulis R : A → B merupakan sebuah himpunan bagian dari perkalian cartesian A × B, ditulis R  A×B.
 A × A.Í A, maka R ®Jika sebuah relasi R didefinisikan pada himpunan A, ditulis R :A

Contoh 4
1. Misalkan C = {2, 3, 4} dan D = {x, y}.
C × D              = {(2,x), (2,y), (3,x), (3,y), (4,x), (4,y)}
 D didefinisikan sebagai®Sebuah relasi R1: C
R1                   = {(2,y) , (3,x) , (4,x), (4,y)}.
 C × D.ÍJelas bahwa R1
G didefinisikan pada himpunan G = {5, 7, 11} sebagai R2 = {(x,y) |x®2. Relasi R2 : G  < G}.Îy, dimana x, y
 G × G.ÍRelasi tersebut dapat dinyatakan sebagai R2 = {(5,7),(5,11), (7,11)} dan jelas bahwa R2

7.3. Penyajian Matriks Relasi dan Diagram Panah
Sebuah relasi dapat disajikan dalam beberapa bentuk, yaitu :
1.                  Diagaram panah
      

2.                  Himpunan pasangan berurutan
  
3.                   Diagram Cartesius


4.                  Tabel
Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal (domain), sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil (range). Relasi yang telah dijelaskan pada bagian (a) .

5.                  Matriks
 Misalkan R merupakan relasi yang menghubungkan himpunan A = {a1, a2, ..., am}, dan himpunan B = {b1, b2, ... bm}. Maka relasi tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk matriks. 



Unsur-unsur mij pada matriks tersebut bernilai nol atau satu, tergantung apakah unsur a1 pada himpunan A rnernpunyai relasi dengan unsur b1 pada himpunan B.


  Graphic  Berarah
Berbeda dengan ketiga cara di atas, graf tidak digunakan untuk menyajikan relasi dari sebuah himpunan ke himpunan lain, tetapi graf digunakan untuk menyajikan relasi pada sebuah himpunan saja.
Contoh :
Misalkan R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)}
adalah sebuah relasi pada himpunan {a, b, c, d}. Relasi ini dapat disajikan dengan graf berarah berikut:

7.4. Relasi Invers
Setiap relasi R dari himpunan A kepada himpunan B memiliki invers yang dinamakan R-1 dari himpunan B kepada himpunan A, yang ditulis sebagai
 R }Î ( x , y ) |R-1 = { ( y , x )
Dengan kata lain, relasi invers R-1 dari R mengandung pasangan-pasangan terurut yang bila dibalikkan akan terkandung dalam relasi R .
Contoh 
Misalkan A = {1, 2, 3}, B = {a, b} dan relasi R = {(1,a),(2,a),(2,b) ,(3,a)} merupakan relasi dari A pada B. Invers dari relasi R adalah relasi
R-1              = { (a,1) , (a,2) , (b,2) , (a,3) }.
Contoh 
Misalkan W = {a, b, c}, relasi R = {(a,b) , (a,c) , (c,c) , (c,b)} merupakan relasi pada W. Invers dari relasi R adalah relasi
R-1               = { (b,a) , (c,a) , (c,c) , (b,c) }.

7.5. Komposisi Relasi
S, atau dapat dinyatakan sebagai:Î R dan (b,c) ÎMisalkan R relasi dari himpunan A ke himpunan B dan S relasi dari himpunan B ke himpunan C. Didefinisikan relasi baru dari himpunan A ke himpunan C, ditulis R S yang beranggotakan semua pasangan terurut (a,c) yang memenuhi (a,b)
 S}Î R dan (b,c) Î B yang memenuhi (a,b) ÎR S = {(a,c)| b
Misalkan A = {x,y,z}, B = {a,b,c,d}, C = {1,2,3,4,5}. R relasi dari A ke B dan S relasi dari B ke C.
Misalkan R = {(x,a),(x,b),(y,b),(y,c),(y,d),(z,d)} dan
S                 = {(a,1),(a,3),(b,2),(b,3),(b,5),(d,3),(d,4)}maka
R S             ={(x,1),(x,2),(x,3),(x,5),(y,2),(y,3),(y,5),(y,4),(z,3),(z,4)}.


7.6. Sifat Relasi
R.Î A berlaku (a,a) ÎMisalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan A. Relasi R dikatakan bersifat refleksif jika untuk setiap a

Contoh 
Diketahui A = {1, 2, 3}. Pada A didefinisikan relasi R1 = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3) , (3,3) , (3,2)}. Relasi R1 tersebut bersifat refleksif.

Contoh 
 B}. Maka R2 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R2 tersebut bersifat refleksÎ x kelipatan y, x, y |Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x,y)
 R.Î R berlaku (b,a) ÎRelasi R bersifat simetris jika untuk setiap (a,b)

Contoh
Diketahui A = { 1, 2, 3 }. Pada A didefinisikan relasi R4 = {(1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3)}. Relasi R4 tersebut bersifat simetris.
Contoh 13
 R5.Ï R5 tetapi (2,4) Î B } = {(2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2)}. Relasi R5 tersebut tidak bersifat simetris karena (4,2) Î x kelipatan y , x, y |Diketahui B = { 2, 4, 5 }. Pada B didefinisikan relasi R5            = { (x,y)  
R.ÎR berlaku (a,c)ÎR dan (b,c)ÎRelasi R bersifat transitif, jika untuk setiap (a,b)
Contoh
Diketahui A                               = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R6 = {(1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3)}
Relasi R6 tersebut bersifat transitif.

Contoh 
 R7, tetÎ R7 dan (2,3) ÎRelasi R = {(1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,3) , (3,3) , (3,2)} yang didefinisikan pada himpunan A     = {1, 2, 3 } tidak bersifat transitif, karena terdapat (1,2)  R7.Ïapi (1,3)
 R berlaku a = b.Î R dan (b,a) ÎRelasi R dikatakan bersifat antisimetris jika untuk setiap (a,b)

Contoh 
Î x kelipatan y , x,y |Pada himpunan
                                  B     = { 2, 4, 5 } didefinisikan relasi R8 = { (x,y)
Dengan demikian R8 = {(2,2),(4,4),(5,5),(4,2)}. Relasi R8 tersebut bersifat antisimetris.

Contoh 
Diketahui                            A   = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R9 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
 2.¹ R9, tetapi 1 ÎR9 dan (2,1) ÎRelasi R9 tersebut tidak bersifat antisimetris karena terdapat (1,2)

RELASI EKIVALEN
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi ekivalen jika relasi tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif.

Contoh
Diketahui                            A   = { 1, 2, 3 }.
Pada A didefinisikan relasi R1 = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }
arena itu relasi R1 merupakan relasi ekivalen.

Contoh
Maka       R2 = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }.Î x kelipatan y , x, y |
Diketahui B  = { 2, 4, 5 }. Pada B didefinisikan relasi R2 = { (x,y)
Relasi R2 tersebut tidak bersifat simetris, oleh karena itu relasi tersebut bukan relasi ekuivalen.

7.7. Partisi
Relasi Pengurutan Sebagian (PARTIAL ORDERING).
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi pengurutan sebagian (partial ordering), jika relasi tersebut bersifat refleksif, transitif dan antisimetris.

Contoh
Diketahui A = { 1, 2, 3 }. Pada A didefinisikan relasi
R3             = { (1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3) }. Relasi R3 tersebut bersifat refleksif dan transitif, tetapi tidak bersifat antisimetris. Oleh karena itu relasi tersebut bukan merupakan relasi pengurutan sebagian.

Contoh
maka R4      = { (2,2) , (4,4) , (5,5) , (4,2) }.Î x kelipatan y , x,y |
Diketahui B = { 2, 4, 5 }. Pada B didefinisikan relasi R4 = { (x,y)
Relasi R4 tersebut bersifat refleksif, antisimetris dan transitif. Oleh karena itu relasi tersebut merupakan relasi pengurutan sebagian.


Daftar Pustaka:
Angga Faizul (2012)  Relasi  http://studio-ilmu.blogspot.com/ 2012/09,
Pardede, C. 2003. Lecture Notes Logika Matematika.Universitas Gunadarma. Depok.
Suryadi, H.S. 1991. Aljabar, Logika dan Himpunan, seri diktat kuliah Gunadarma. Depok.
http://aenifarida.wordpress.com diakses Jumat 9 Mei 2014  pukul 17.00.